Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI SMK : Biaya Produksi dan Anggaran Biaya
- Get link
- X
- Other Apps
BIAYA
PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA
1. BIAYA PRODUKSI
PROTOTYPE BARANG/JASA
Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya
produksi. Banyak yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele.
Namun sebaliknya, biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis.
Bagi suatu perusahaan memperoleh laba merupakan tujuan utama untuk
kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Untuk memperoleh laba ada 3 faktor
utama, yaitu jumlah barang yag harus di produksi, biaya per unit, dan harga
jual per unit produk tersebut.
Salah satu cara untuk mencapai laba adalah memperhatikan biaya,
dianataranya biaya harga pokok penjualan di upayakan dapat ditekan seminimal
mungkin. Harga pokok merupakan faktor yang penting dalam pertimbangan untuk
menetapkan harga jual yang diharapkan nantinya memperoleh laba.
·
PENGERTIAN BIAYA
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses
produksi. Menurut ilmu ekonmi, biaya terbagi menjadi 2, yaitu biaya eksplisit
dan biaya emplisit. Biaya ekspilist adalah biaya-biaya yang terlihat secara
fisiki sperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak
terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.
Menurut Mulyadi (2010:8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkin tidak terjadi
utuk tujuan tertentu.
Biaya prosuksi adalah akumulasi dari seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan menghasilka suatu produk/barang. Biaya produksi
ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang
jadi siap dipasarkan kepada konsumen.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan
dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produk ini mempunyai definisi yang
berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya
atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut.
·
KLASIFIKASI BIAYA
Penggolongan menurut Mulyadi (2009:13-16) adalah sebagai berikut:
1.
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran dalam cara penggolongan ini,
nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran sehubungan dengan bahan
bakar disebut “biaya bahan bakar”.
·
Pengeluaran biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perushaan
manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: biaya prosuksi, biaya
pemasaran, serta biaya administrasi atau umum.
·
Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dibagi mejadi 2 golongan:
·
biaya langsung. Biaya langsung adlah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya suatu yang dibiayai. Dengan demikian dengan
mudah diindentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
·
biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini tidak mudah
diidentifikaikan denga prosuk tertentu.
·
Penggolongan menurut perilakunya dlama hubungnnya dengan perubahan volume
penjualan. Biaya dapat digolongkan menjadi 4:
·
biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berupa
sebanding dengan perubahan volume egiatan
·
biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
·
biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tepat untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah engan tujuan dengan jumlah konstanta pada
volume produksi tertentu.
·
biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tertentu.
·
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. Biaya ini dapat
dibagi menjadi 2:
·
pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi.
·
pengeluaran pendapat adalah biaya yag mempunyai manfaat dalam periode
akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
·
BIAYA PRODUKSI
Biaya berbeda dengan biaya dengan non produksi perbedaanya adalah biaya non
produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan,
pemasaran, layanyanan pelanggan, design maupun administrasi pada umunya.
1.
Analisis biaya produksi
Untuk menghitung Biaya Tetap Total/Total Fixed Cost (TFC) adlah
dengan cara menambah Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) dengan Biaya
Variabel/Variabel Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perushaan untuk membeli semua keperluan baik barang maupun jasa yang akan
digunaka dalam proses produksi demi menghasilkan/produksi suatu barang. Total
Fixed Cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat
berubah jumlahnya.
1.
Biaya Variabel Total/Total Variabel Cost (TVC) adlah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
·
Cara menghitung Biaya Rata-Rata/Average Variable Cost (AFC) adalah cara
biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
·
Cara menghitung Variabel Rata-Rata/Average Variabel Total (TVC) dengan
jumlah produksi.
·
Cara menghitung biaya Total Rata-Rata/Average Total Cost (AC) adalah dengan
cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi.
·
Biaya Marginal/Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya
Produksi yang digunakan untuk menambaha produksi satu unit barang/produksi.
Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi disebut pula sebaga laporan harga pokok produksi.
Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu:
1.
Data produksi. Dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui
proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta
keseluruhan jumlah produksi yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam suatu
periode.
2.
Biaya yang dibebankan. Dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per
produk / per barang yang didalamanya telah meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan overhead pabrik.
3.
Perhitungan harga pokok. Dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok ketika
produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga
memasuki gudang penemepatan produk yang telah selesai diproduksi.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual.
Untuk menetapkan harga jual, penting bagi perusahaan untuk mengetahui besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi batang yang akan dijual. Biaya tersebut
sring disebut sebagai harga pokok produksi.
·
UNSUR – UNSUR BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari
barang jadi dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yan
sederhana dan ekonomis, atau merupakan setiap baha baku yang menjadu bagian
yang tak terpisahkan dari produk jadi.sebaai contoh, dalam membuat pakaina
pria, kain merupakan bahan langsung.
·
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produksi
jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu atau merupakan upah
yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaa mentah menjadi produk
jadi. Sebagai contoh, upah yang dibayarkan kepada pekerja pabrik pakaian yang
memotong kain dan menjahit hasil potongan tersebut aalah biaya tenaga kerja
langsung.
·
Overhead pabrik (Factory Overhead)
Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung
ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua buiaya manufaktur
kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Terkadang biaya ini
disebut sebagai overhead produksi (manufacturing overhead)
atau beban pabrik (factory burden). Overhead pabrik.
Penekanannya disini adalah pada istilah biaya produksi. Sebagai contoh, upah
pengendali persediaan adalah overhead pabrik. Namun, gaji seorang
tugas penjualan merupakan beban pemasaran.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu:
1.
Biaya bahan baku idak langsung
2.
Biaya tenaga kerja tidak langsung
3.
Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4.
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5.
Biaya lisrtik dan air pabrik
6.
Biaya asuransi
7.
Operasi lain-lain
Perusahaan perlu mengkalkulasikan biaya produksi sebagai dasar perhitungan
harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dapat
menggunakan dua metode yaitu full costing dan variable
costing. Pada metode full costing semua biaya produksi
diperhitungkan baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.
Biaya-biaya produksi tersebut yaitu terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabbrik baik yang
bersifat variabel maupun tetap sedangkan pada metode variable
costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat
variabel saja.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok roduksi. Dalam memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan,
yaitu full costing dan variable costing.
1.
Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungan
semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambaha dengan biaya nonproduksi
(biaya pemasaran dan biaya adminsitrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok
produksi menurut full costing terdiri dari unsur
biaya produksi.
·
Variable Costing
Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitunkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga
pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya
nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum
variable) dan biaya terdiri.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment