Pentingnya kemasan produk

Pentingnya kemasan produk Cuaca saat ini memang sulit diprediksi, sebentar panas, sebentar hujan, sebentar panas lagi terus hujan lagi... hujan ko sebentar – sebentar. heehee Apalagi kalau hujannya di malam hari,, yang ada malah tambah suasana jadi dingin sampai ke tulang. Heehee Apa yang terlintas dipikiran kita saat itu... ?? Tidur pakai selimut tebal. Makan mie instan ,,,,, ??   kenapa mie instan ?? Alasannya yah karena tanggal Tua. Hehe Atau pilih yang lebih minim budget,, misal minum teh hangat, susu, Kopi,, atau kopi susu di teras rumah... Atau pilih minum teh / kopi ditemani cemilan (makanan ringan) sambil pakai selimut ..... Hehehe Berbicara   makan ringan, produk yang satu ini memang salah satu teman setia bagi orang yang sedang menunda makan berat, atau menjadi hidangan saat kumpul-kumpul dengan teman atau saudara. Namun pernahkah kita memperhatikan dari sekian banyaknya produk makanan ringan ini, ternyata banyak jenis yang serupa, yang membedakan...

Membuat Kemasan Produk

 Membuat Kemasan Produk

 Kemasan yang baik dan menarik menciptakan dorongan untuk membeli. Kemasan sama pentingnya dengan kualitas produk yang dikemasnya dan harus dapat melindungi produk yang dikemasnya dengan baik. Desain branding dan kemasan produk olahan lokal masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan daya tarik produk bagi konsumen di pasar modern karena terlalu sederhana, akibatnya kurang bisa menarik minat konsumen.

1.    Ruang lingkup kemasan produk

Pengemasan mencakup keseluruhan konsep termasuk kemasan langsung, bagian luar, pembungkus, dan bagian yang keseluruhannya berperan dalam pemasaran dan pemajangan. Sebuah kemasan yang baik tidak akan menjual produk apapun jika konsep pengemasannya tidak tepat, dan juga tidak akan menjual produk yang buruk. Sebuah kemasan yang buruk bisa memberikan citra yang buruk bagaimanapun baiknya pemikiran atas konsep pengemasannya terhadap suatu produk yang sangat baik.

Menurut Danger, pengemasan adalah desain dan pembuatan kemasan untuk barang eceran. Akan tetapi sebenarnya lebih dari itu, pengemasan diterapkan sama kepada produk konsumsi untuk produk industrial. Pengemasan merupakan subjek yang kompleks yang telah menjadi satu bagian penting dari promosi produk apa saja, walaupun dikhususkan untuk produk makanan, dan tidak dapat dipisahkan dari penjualan. Hendaknya dapat dibedakan antara pengemasan dan kemasan, walaupun keduanya sering diartikan sama.

2.    Jenis-jenis kemasan produk

Konsep fungsional kemasan yang sudah berlaku selama berabad-abad adalah bahwa fungsi kemasan hanya sebatas untuk melindungi produk barang atau makanan dan mempermudah transportasi produk barang atau makanan tersebut. Dengan demikian kemasan tersebut terkesan dibuat seadanya. Berdasarkan bahan dasar pembuatannya, jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini, antara lain kertas, gelas/ kaca, kaleng/ logam, plastik, dan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan platik, kertas dan logam. Adapun klasifikasi kemasan ditinjau dari segi bahan yang digunakannya sebagai berikut :

a.   Kemasan fleksibel (flexible packaging) adalah kemasan yang tidak keras dan tidak kaku, melainkan mudah dilipat dan dibentuk sesuai dengan keinginan. Bahan yang digunakan adalah aluminium foil, plastik fil, kertas, dan lain-lain.

b.   Kemasan rigid (rigid packaging) atau bisa disebut dengan kemasan kaku adalah kemasan yang bersifat kuat dan kukuh. Contoh kemasan rigid adalah botol kaca, kaleng, dan peti kayu.

c.   Kemasan semifleksibel (semi flexible packaging), adalah kemasan yang memiliki karakteristik antara kemasan fleksibel dan rigid packaging. Contohnya adalah kertas karton dan kardus.

Masing-masing jenis bahan yang digunakan dalam membuat kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk yang dibuat.

Adapun kemasan terbagi dalam beberapa kategori, sebagai berikut :

a.     Primary Packaging (Kemasan Dasar)

Primary Packaging biasanya berukuran  lebih kecil,  langsung  membungkus suatu produk/ secara langsung berhubungan dengan produk. Misalnya kemasan susu siap minum.

b.    Secondary Packaging (kemasan tambahan)

Secondary Packaging biasanya berada dilapisan kedua (luar) dan satu kesatuan dengan primary Packaging.

c.     Tertiary Packaging

Tertiary Packaging merupakan pengendali terbesar yang bisanya digunakan dalam proses pengiriman.

 

3.    Syarat-syarat dalam membuat suatu kemasan yang baik

Seiring dengan perkembangan zaman, pola pikir, dan industri yang semakin maju dan kompleks, terjadilah penambahan tentang nilai-nilai fungsional kemasan tersebut, tertama pada abad sekarang ini dimana persaingan di dunia usaha semakin ketat. Produsen harus berlomba adu kreatif dan inovatif dalam pembuatan branding dan bentuk kemasan untuk merebut perhatian pasar dan konsumen.

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain branding dan bentuk kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan pemikat konsumen, karena  kemasan langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons positif dalam hal ini membeli produk, karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan.

Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas.

Syarat-syarat yang harusdipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat berfungsi dengan baik, sebagai berikut :

a.     harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga produk tetap bersih.

b.    Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas, dan penyinaran (cahaya).

c.     Mudah untuk dibuka/ ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pengangkutan dan distribusi.

d.    Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk kedalam kemasan.harus mempunyai ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.

e.     Dapat menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan.

 4.    Fungsi kemasan

Kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting. Adapun faktor-faktor penting yang harus ada dalam kemasan, sebagai berikut :

a.     Faktor pengamanan, yaitu melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang.

b.    Faktor ekonomi, yaitu perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.

c.     Faktor komunikasi, yaitu sebagai komunikasi yang mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi.

d.    Faktor estetika, di mana keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek/ logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

e.     Faktor identitas, yaitu kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, agar mudah dikenal dan membedakannya dengan produk-produk yang lain.

f.      Faktor pendistribusian, yaitu berguna agar mudah di distribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Ditingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.

g.    Faktor ergonomi, yaitu berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka dan mudah disimpan.

5.    Membuat desain kemasan

Desain merupakan suatu proses/ kegiatan kreatif dalam menciptakan sebuah rancangan, baik dalam bentuk gambar, musik, gerakan, dan sebagainya, yang dimulai dari ide-ide baru (original). Desain merupakan kemampuan untuk menghasilkan karya dan cipta sesuai dengan permintaan pasar dari hasil penelitian dan pengembangan teknologi. Desain menciptakan suatu tindakan untuk memprakarsai suatu perubahan benda-benda hasil cipta manusia.

a.     Aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat desain kemasan  berbicara mengenai desain, khususnya perancangan desain kemasan yang baik, didalamnya mencakup bukan hanya bentuk, bahan dan warna saja, tetapi yang lebih penting adalah nilai dari fungsi kemasan itu sendiri. Apakah bisa menjawab kebutuhan dari konsumennya. Desain dapat disesuaikan dengan tujuan, penampilan dan kenikmatannya. Bentuk yang

baik dapat disesuikan pada sasaran dan filosofinya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi untuk mencapai hasil yang optimal dengan memperlihatkan faktor performansi, faktor fungsi, faktor produksi, faktor pemasaran, kepentingan produsen, dan kualitas bentuk.

Konsep kreatif suatu kemasan merupakan refleksi dari semua aspek pemasaran. Dalam merumuskan konsep kreatif ada dua pertanyaan paling mendasar yang harus dijawab. Pertanyaan pertama adalah “who am I ?” (siapakah saya ?) Pertanyaan ini berhubungan dengan kegiatan internal perusahaan, karakteristik produk, proses pengemasan, dan lain sebagainya. Pertanyaan kedua “who are they ?” (siapakah mereka ?), pertanyaan ini bersifat eksternal, yaitu yang menyangkut kegiatan para pesaing, para distributor, dan para konsumen yang merupakan sasaran akhir penjualan.

b.    Faktor-faktor yang harus diperhatikaan dalam membuat desain kemasan Didalam proses pembauatan sebuah desain kemasan (strategi kreatif) terdapat beberpa faktor yang sangat vital didalamnya, sehingga sebuah kemasan dapat dengan mudah menyampaikan pesan yang sangat vital didalamnya, sehingga sebuah kemasan dapat dengan mudah menyampaikan pesan sesuai dengan fungsi dan niali yang akan disampaikannya. Faktor yang dimaksud adalah warna, bentuk, merek dan logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak.

6.    Membuat label kemasan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1998 tentang Label dan Iklan Pangan, Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Menurut Marinus Angipora, label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. Jadi, berdasarkan pengertian tersebut diatas label merupakan suatu yang sangat penting bagi produk makanan karena dengan label tersebut konsumen dapat mengenal dan mengingat produk tersebut, hal ini disebabkan produk telah memiliki identitas yang berisi informasi tentang produk tersebut.

a.     Fungsi label Label

merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi

mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk. Adapun fungsi dari label sebuah produk, antara lain :

1)   Label mengidentifikasi produk atau merek.

2)   Label menentukan kelas produk.

3)   Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk (siapa pembuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakkannya, dan bagaimana menggunakan secara aman).

4)   Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik.

b.    Tipe-tipe label

Secara garis besar, terdapat tiga macam label yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan, antara lain :

1) Brand label

Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand. Misalnya pada kain atau tekstil, kita dapat mencari tulisan berbunyi : “sanforized, berkolin, tetoron”, dan sebagainya. Nama-nama tersebut digunakan oleh semua perusahaan yang memperoduksinya. Selain brand label ini, masing-masing perusahaan juga mencantumkan merek yang dimilikinya pada tekstil yang diproduksi.

2) Grade label

Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata.

3) Descriptive label

Descriptive label atau juga disebut informatif label merupakan label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaanm dan hasil kerja dari suatu barang.

c.     Keuntungan menggunakan label yang efektif

Label adalah tampilan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan kemasan. Label biasanya hanya mencantumkan merek atau informasi. Adapun keuntungan penggunaan label yang efektif, antara lain :

1)   Meningkatkan penjualan

2)   Menforong promosi yang lebih besar

3)   Perlindungan terhadap konsumen

4)   Perlindungan terhadap persaingan yang tidak baik

5)   Sejalan dengan tujuan ekonomi

d.    Tujuan

Dengan memberikan label pada produk, akan berdampak positif bagi sebuah usaha. Adapun tujuan pelabelan sebuah produk, sebagai berikut :

1)   Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan.

2)   Berfungsi  sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut, terutama hal-hal yang kasat mata atau tidak diketahui secara fisik.

3)   Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum. Saranan periklanan bagi produsen.

4)   Memberi “rasa aman” bagi konsumen.

e.     Keterangan pada label

Mengingat label adalah alat penyampai informasi, sudah selayaknya informasi yang termuat pada label adalah sebenar-benarnya dan tidak menyesatkan. Hanya saja, mengingat label juga berfungsi sebagai iklan, di samping sudah menjadi sifat manusia untuk mudah jatuh dalam kekhilafan dengan berbuat curang baik yang disengaja maupun tidak disengaja, maka perlu dibuat rambu-rambu yang mengatur. Dengan adanya rambu-rambu ini diharapkan fungsi label dalam memberi rasa aman pada konsumen dapat tercapai. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, keterangan yang tercantum pada label sekurang-kurangnya memuat hal-hal, sebagai berikut :

1)      Nama produk.

2)      Daftar bahan yang digunakan.

3)      Berat bersih atau isi bersih.

4)      Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.

5)      Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.

f.      Tahap-tahap perancangan label

Dalam membuat label dalam kemasan juga melalui proses yang panjang, karena perlu diperlhatikan betul faktor teknis maupun nonteknis, sehingga  label tersebut dapat diterima oleh masyarakat dan dapat menaikkan citra produk dan perusahaan. Adapun tahap-tahap dalam membuat label dalam kemasan, yaitu pradesain, desain label dan kemasan, dan pasca desain.

1)      Tahap pradesain

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pradesain antara lain mengumpulkan data lapangan dengan cara melakukan survei kemudian melakukan analisis data yang didapatkan tersebut.

2)      Tahap desain label dan kemasan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap desain label dan kemasan, antara lain :

a)   Membuat konsep yang kreatif. Misalnya memilih tren yang sedang populer pada saat itu seperti, olahraga, film, game, sinetron, tokoh, dan lain-lain.

b)  Membuat draft, antara lain logo brand name, tipografi, warna, dan gaya desain.

c)   Pemilihan dan pengembangan, antara lain konstruksi kemasan, logo brand name, desain layout, desain komprehensif, serta implementasi desain ke label dan kemasan.

3)      Tahap pasca desain

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pasca desain, antara lain strategi pemasaran dan distribusi produk. Dengan perancangan yang baik akan menghasilkan label dan kemasan yang tepat, sehingga dapat mencerminkan citra suatu produk, dan memiliki kaitan hubungan yang erat promosi sebuah produk. Kemasan akan bermanfaat dalam menunjang promosi penjualan, baik secara direct selling atau penjualan melalui online. Hal ini dapat meningkatkan nilai jual sebuah produk, karena terlihat menjadi lebih eksklusif. 



Cara membuat desain kemasan box makanan dengan menggunakan CorelDRAW X7. KLIK DISINI

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Desain Kaos di Corel Draw X7

Pentingnya kemasan produk

Cara membuat desain kemasan Box makanan menggunakan Corel Draw X7

Ikuti