Materi Produk kreatif & Kewirausahaan SMK Kelas XI Prototipe Bag 2: Prototipe Produk dan Jasa
- Get link
- X
- Other Apps
Konsep prototipe
produk/ jasa
1. Pengertian prototipe produk/ jasa
Prototipe adalah
bentuk nyata atau versi 3D dari produk yang diusulkan. Contohnya adalah hasil cetak
3D dari desain mainan, makanan dll. Prototipe produk (purwarupa produk) adalah
bentuk dasar dari sebuah produk yang mana merupakan tahapan yang sangat penting
dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan
menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan
yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead user) agar pelanggan dapat mencoba
kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya, jika pelanggan memiliki komplain
ataupun masukan mengenai prototipe tersebut maka industri mendokumentasikannya
untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga, menciptakan suatu sistem
inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai
upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
2. Klasifikasi prototipe
Berdasarkan fungsi dan kompleksitas
klasifikasi prototipe ialah sebagai berikut :
a.
Prototipe visual
Prototipe visual yang dimaksud adalah untuk
menampilkan ukuran dan bentuk dari produk akhir. Prototipe visual tidak
memiliki fungsi, bahan, dan massa produk akhir karena hanya di visualisasikan
ke dalam bentuk 3D yang merupakan hasil rendering
dari software
b.
Bukti dari konsep
Merupakan model dasar untuk menunjukkan fungsi dan
kelayakan ide. Hal ini untuk membuktikan bahwa konsep tersebut benar-benar
dapat bekerja. Untuk melakukan prototipe ini tidak harus dibuat dengan produk
yang mahal. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menunjukkan kelayakan ide yang diusulkan.
c.
Presentasi prototipe
Presentasi prototipe adalah prototipe yang siap
dipresentasikan. Prototipe memiliki fungsi dan penampilan yang sama seperti
produk. Anda dapat menunjukkan prototipe untuk investor/ calon pelanggan.
Prototipe ini biasanya terbuat dari bahan khusus dan teknik manufaktur.
d.
Prototipe pra-produksi
Merupakan versi modifikasi dari prototipe presentasi.
Pra-produksi memiliki fungsi yang sama tetapi dibangun dengan menggunakan
bahan-bahan siap produksi. Produsen akan sering melihat prototipe pra-produksi
untuk mengetahui bagaimana memprodksi sebuah produk massal.
3. Fase pengembangan prototipe produk
Sebagai bentuk
dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahannya sama seperti
jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses
sebenarnya. Hal ini ditujukan untuk pengetesan sehingga dapat menentukan apakah
produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan
kebutuhan pelanggan.
Adapun fasefase dalam
pengembangan prototipe produk, sebagai berikut :
a.
Identifikasi peluang
Identifikasi peluang merupakan fase perencanaan pada
pengembangan teknologi push, dimana teknologi yang tersedia dipasangkan dengan
suatu peluang pasar. Salah satu sumber peluang bisnis adalah diperoleh dari
cara brainstorming. Adapun pengertian brainstorming adalah sebuah perencanaan atau
peranti yang digunakan untuk menampung kreativitas kelompok dan biasanya
digunakan untuk menjadikan alat konsensus maupun untuk menjaring ide-ide yang
diperlukan. Pada metode ini, setiap ide dari peserta dianggap sah dan peserta
lain tidak diperkenankan memberi komentar, hanya dicatat saja ide dan saran
yang diajukan ide dan saran dikumpulkan dan dievaluasi untuk kemudian dipilih
beberapa saran yang dianggap sesuai.
b.
Penyusunan konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target
diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi,
dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
Dimana yang dimaksud dengan konsep disini adalah uraian dari bentuk, fungsi,
dan tampilan suatu produk dan biasanya disertai dengan sekumpulan spesifikasi,
analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek
c.
Seleksi konsep
Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan
kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk
penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya. Beberapa konsep yang
sudah terbentuk pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk
itu seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan
kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan
relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan,
pengujian, dan pengembangan selanjutnya.
d.
Evaluasi konsep dan pengembangan konsep
Pada fase ini, kebutuhan pasar target, diidentifikasi,
alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau
lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah
uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya disertai
dengan sekumpulanspesifikasi.
e.
Benchmarking dan wawancara pengguna utama
Benchmarking merupakan studi atas produk yang ada
sekarang yang memiliki kesamaan dengan produk yang sedang dikembangkan atau
dengan submasalah yang menjadi fokus tim. Benchmarking dapat mengungkapkan
konsep produk yang sudah ada yang telah dipakai untuk memecahkan masalah yang
berkaitan, dan juga memberikan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan dari
persaingan. Selain benchmarking, wawancara pengguna utama dilakukan untuk
pencarian eksternal dalam proses penyusunan konsep. Pengguna utama dilakukan
untuk pencarian ekternal dalam proses penyusunan konsep. Pengguna utama
dilakukan untuk pencarian eksternal dalam proses penyusunan konsep. Pengguna
utama adalah pengguna produk yang dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
lebih awal sebelum mayoritas pasar menyadari manfaat dari sebuah inovasi.
Seringkali para pengguna utama ini telah mencari-cari di pasaran untuk
mendapatkan produk baru yang dikembangkan oleh tim.
4. Tipe-tipe prototipe
a.
Tipe prototipe dimensi pertama
Tipe prototipe dimensi pertama adalah tingkat di mana
sebuah prototipe merupakan bentuk fisik dan kebalikannya adalah bentuk analitik.
1)
Prototipe fisik
Prototipe fisik merupakan purwarupa produk yang berupa
barang yang sudah terbentuk atau sudah jadi. Prototipe fisik merupakan benda
nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek-aspek dari produk yang
diminati oleh tim pengembang. Maka jika terjadi ketidaksesuaian seperti dalam
rancangan, akan mudah terdeteksi.
2)
Prototipe analitik
Prototipe analitik merupakan prototipe yang bersifat
intangible (tidak berwujud). Prototipe analitik lebih fleksibel daripada prototipe
fisik. Hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan pada prototipe analitik
lebih murah dibandingkan fisik yang sudah mulai dibuat dengan proses
manufaktur. Contoh prototipe yang meliputi serangkaian simulasi komputer dan
model komputer geometrik tiga dimensi.
b.
Tipe prototipe dimensi kedua
Tipe prototipe dimensi kedua adalah tingkatan dimana
sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh sebagai lawan dari
terfokus. Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau
semua atribut dari produk. Prototipe menyeluruh dapat disamakan dengan
pemakaian sehari-hari. Prototipe terfokus menggambarkan hanya sebagian dari
produk untuk memenuhi kepentingan tertentu.
5. Pengelompokan prototipe
Prototipe bisa
ditampilkan secara hi-fi (high fidelity),
dimana programmer dan desainer visual sudah ikut bekerja menampilkan produk
tersebut dan pengguna bisa melakukan pengujian produk yang sudah hampir jadi.
Namun, pengujian produk bisa dilakukan sebelum produk tersebut
diimplementasikan untuk melibatkan pengguna lebih awal dimasa pengembangan
produk. Disinilah prototipe ditampilkan secara low-fi (low fidelity), dan desainer interaksi berperan. Prototipe
dapat dibagi dalam enam kelompok, sebagai berikut :
a.
Prototipe pembuktian konsep
Digunakan untuk menjawab kelayakan produk. Fokus
pembahasan dalam prototipe ini adalah komponen atau sub sistem. Kegiatan ini
dilakukan setelah pengembangan konsep atau dalam pemilihan konsep.
b.
Prototipe rancangan industri
Digunakan untuk memperlihatkan tampilan dan kesan dari
produk. Biasanya prototipe ini menggunakan bahan sederhana seperti foam
sehingga dapat digunakan untuk memperlihatkan beberapa variasi dengan proses pembuatan
prototipe yang tepat.
c.
Prototipe rancangan percobaan
Fokus prototipe ini adalah untuk memodelkan suatu
subsistem dari suatu produk dalam rangka
mencapai target performansi yang ditetapkan.
d.
Alfa prototipe
Prototipe yang dibuat untuk melihat komponen dari
produk yang diharapkan. Komponen memiliki bentuk geometri dan material yang
identik dengan produk yang akan diproduksi. Prototipe ini merupakan sistem
konstruksi pertama dari subsistem yang secara individual telah dibuktikan
performansinya dalam prototipe sebelumnya.
e.
Beta prototipe
Prototipe yang dibuat sesuai dengan proses
sesungguhnya, tetapi mungkin tidak dirakit dengan proses perakitan
sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk melihat performa dan reliability dalam
rangka mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk produk
akhir.
f.
Prototipe pra produksi
Prototipe pra produksi adalah percobaan produksi untuk
kapasitas terbatas.
6. Kegunaan prototipe
Prototipe atau
bentuk dasar suatu produk bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai macam
informasi gambaran produk itu, Adapun kegunaan dari prototipe ada empat,
sebagai berikut :
a.
Pembelajaran
Dalam suatu pembelajaran prototipe dapat menjawab dua
pertanyaan yang sering muncul, yaitu apakah dapat bekerja ? dan sejauh mana
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan ?
Bisa jadi untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut diperlukan kombinasi dari
kedua tipe prototipe tersebut sebagai media pembelajaran.
b.
Komunikasi
Prototipe dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi
antara manajemen puncak, penjual, mitra, seluruh anggota tim, pelanggan, dan
investor. Hal ini dikarenakan sebuah gambaran, alat, atau tampilan tiga dimensi
akan lebih mudah dimengerti dibandingkan sebuah penggambaran verbal.
c.
Penggabungan
Prototipe digunakan sebagai alat untuk menggabungkan
komponen-komponen dan subsistem-subsistem sebuah produk sehingga dapat bekerja
bersamaan, dalam hal ini prototipe fisik menyeluruh paling efektif. Prototipe
juga membantu menggabungkan perspektif dari fungsi yang berbeda yang
ditampilkan pada tim pengembang produk.
d.
Milestones
Prototipe jenis ini digunakan untuk mendemonstrasikan
bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe
milestones menunjukkan hasil yang nyata dan memperlihatkan kemajuan.
7. Perencanaan pembuatan prototipe produk
Adapun
langkah-langkah dalam merencanakan pembuatan prototipe produk, sebagai berikut
:
a.
Menetapkan tujuan prototipe
Tujuan prototipe, yaitu pembelajaran, komunikasi,
penggabungan, dan milestones. Dalam menetapkan tujuan sebuah prototipe, tim
mendaftar khususnya pembelajaran dan kebutuhan komunikasi. Anggota tim juga
mendaftar beberapa kebutuhan penggabungan baik yang jadi ataupun tidak.
Prototipe diharapkan untuk menjadi satu dari beberapa tonggak utama dari proyek
pengembangan produk keseluruhan.
b.
Menetapkan tingkat perkiraan konsep
Merencanakan sebuah prototipe membutuhkan tingkatan
dimana produk akhir diperkirakan akan ditetapkan. Tim harus mempertimbangkan
apakah prototipe fisik diperlukan ataukah cukup analitik.
c.
Menggariskan rencana percobaan
Praktik percobaan yang baik membantu untuk menjamin
penggalian nilai maksimum dari kegiatan pembuatan prototipe. Rencana percobaan
meliputi identifikasi variabel percobaan (jika ada), protokol pengujian, sebuah
identifikasi mengenai pengukuran apa yang akan ditampilkan, dan sebuah rencana
untuk menganalisis data hasil.
d.
Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan, dan
pengujian
Pembuatan dan pengujian prototipe mempertimbangkan sub
proyek dalam keseluruhan proyek pengembangan. Tim sangat memerlukan jadwal
kegiatan pembuatan prototipe. Jadwal yang penting adalah kapan bagian-bagian
akan disiapkan untuk dirakit, kapan prototipe akan diuji pertama kali, dan
kapan prototipe selesai.
8. Metode prototyping
Metode pembuatan
prototipe dibedakan menjadi dua, yaitu metode non komputer (manual) dan metode
berbasis komputer.
a.
Metode non komputer
Metode pembuatan prototipe jenis ini biasanya akan
dikerjakan lebih awal. Ada dua jenis metode non komputer, yaitu metode sketsa
dan storyboard.
1)
Sketsa
Dengan metode sketsa, interface (antarmuka)
dideskripsikan menggunakan kertas. Metode ini cocok digunakan untuk
mengungkapkan pendapat dan lebih difokuskan pada orang dengan desain tingkat
tinggi. Selain murah dan cepat, umpan balik yang didapatkan sangat menolong.
Namun metode ini tidak terlalu baik untuk menggambarkan alur dan rinciannya.
2)
Storyboard
Storyboard adalah lembaran kertas yang berisi contoh
tampilan antarmuka pengguna, dimana setiap antarmuka diperlihatkan pada lembar
kertas berbeda. Pada pembuatan prototipe perangkat lunak, sebuah Storyboard
terdiri atas tampilan layar yang menggambarkan fitur sistem menu, kotak dialog,
dan window. Storyboard dibuat menggunakan pensil dan menunjukkan simulasi
catatan atau walkthrough dari kemampuan dan tampilan sistem. Storyboard tidak dibuat sembarangan, namun menggunakan
urutan diagram/ gambar dan menunjukkan kunci snapshots. Setiap halaman terdapat
keterangan sehingga pengguna dapat menjelajah ke seluruh aplikasi. Kapan
Storyboard cocok digunakan ?. Storyboard dapat digunakan pada awal siklus
perancangan yang dapat mendukung eksplorasi kemungkinan perancangan dan
verifikasi awal dari kebutuhan pengguna. Storyboard dapat diperlihatkan pada
teman satu tim atau pengguna potensial, sehingga orang lain dapat melihat
visualisasi dan komposisi dari antarmuka yang diharapkan serta memberikan
kritik
b.
Metode berbasis
komputer
Metode berbasis komputer biasanya dikerjakan setelah
metode nonkomputer dikerjakan. prototipe dapat dibuat lebih interaktif agar
dapat dengan cepat diganti atau diubah sejalan dengan umpan balik perancangan.
Umpan balik ini dapat diperoleh dari kolega atau dari pengalaman pengguna
selama bekerja dengan prototipe untuk menyelesaikan tugasnya.
9. Teknik dan prinsip yang digunakan dalam
membuat prototipe produk
Adapun teknik
atau cara yang sering digunakan dalam membuat sebuah prototipe produk, antara
lain :
a.
Rapid Prototyping (RP)
Rapid Prototyping (RP) adalah teknologi yang digunakan
untuk membangun prototipe fisik dengan cara yang benar-benar cepat. RP juga
disebut teknologi pembuat bentuk bebas yang memungkinkan untuk membuat
prototipe tiga dimensi (3) dengan cara yang lebih mudah dan lebih murah
daripada yang mungkin dilakukan sebelumnya.
Rapid Prototyping (RP) adalah istilah yang digunakan
mengacu pada sekelompok teknologi yang disusun untuk menghasilkan model fisik langsung
dari data komputer 3D. biasanya, digunakan untuk memvalidasi desain yang
memungkinkan visualisasi produk pada setiap tahap proses dari desain konseptual
untuk penciptaan sebuah desain yang utuh. Hal ini memungkinkan seorang
pendesain untuk membuat perubahan model pada tahap awal proses desain.
b.
Conventional prototype (Prototipe konvensional)
Secara konvensional, teknik pembuatan prototipe
terdiri dari berbagai macam prose, bahan terus dikurangi dari bentuk awal
sehingga diperoleh desain yang diinginkan. Metode yang paling cocok dan sesuai
pada proses manufaktur dapat dikombinasikan untuk menciptakan sebuah prototipe.
Adapun beberapa cara pembuatan prototipe secara
konvensional, sebagai berikut :
1)
Sepenuhnya manual dengan menggunakan tangan,
seperti ukiran atau pahatan, untuk membuat objek dari berbagai macam bahan
seperti clay atau kayu oleh tenaga kerja yang menguasai bidangnya.
2)
Menggunakan kombinasi manual oleh seorang
teknisi yang terampil, mampu membaca dan membuat gambar dua dimensi serta
memiliki keterampilan untuk mengoperasikan mesin seperti pengeboran, mesin bubut
(turning), dan mesin frais (milling).
3)
Sepenunya otomatis, setelah adanya mesin CNC
(Computer Numerical Control) yang lebih modern, dapat diciptakan berbagai
bentuk yang lebih kompleks dan akurat. Kemajuan terus-menerus pada mesin CNC
telah mengakibatkan produksi semakin cepat, lebih akurat, resolusi, dan presisi
yang tinggi, sehingga memungkinkan
membuat berbagai macam bentuk yang lebih kompleks.
Adapun prinsip-prinsip pembuatan prototipe, sebagai
berikut :
a.
prototipe analitik umumnya lebih fleksibel
karena merupakan perkiraan matematis dari produk, maka secara umum akan
menampilkan rancangan alternatif.
b.
Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan
fenomena yang tidak dapat diduga yang sama sekalli tidak berhubungan dengan
tujuan semula.
c.
Prototipe dapat mengurangi resiko yang merugikan
dalam pengembangan produk.
d.
Keuntungan yang dapat diperkirakan dari
prototipe dalam mengurangi resiko harus dipertimbangkan dengan waktu dan uang
yang dibutuhkan untuk membuat dan mengevaluasi prototipe.
e.
Penambahan tahap singkat pembuatan prototipe
dapat membuat kegiatan selanjutnya selesai lebih cepat dibandingkan jika tidak
membuat protipe.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment